Rabu, 17 April 2019

Fungsi gambelan bali

Fungsi Gamelan Bali

Sebagai bagian dari kesenian Bali, Gamelan Bali juga tidak terlepas dari fungsi kesenian di Bali yang pada awalnya muncul sebagai wewalen atau seni upacara keagamaan semata.
Selanjutnya, oleh karena perubahan zaman dan waktu, terjadi pergeseran dari Seni Wali yang sakral, menjadi Bebali yang bersifat semi sakral dan kemudian menjadi Balih-balihan atau sekuler.
Dalam perspektif yang lebih luas perihal kegunaan dan fungsi Gambelan Bali, kita bisa merujuk pada rumus Alan P. Merriam dalam bukunya “The Anthropology Of Music”.
Meskipun studi kasus yang digunakan Merriam adalah berdasarkan musik Basonge di Afrika, namun rumusnya bisa juga digunakan untuk mengkaji kegunaan dan fungsi Gamelan Bali. Lebih detailnya sebagai berikut :
  • Pengiring Upacara Keagamaan
Gambelan sangatlah penting keberadaannya sebagai sarana pelengkap ritual keagamaan masyarakat Hindu Bali. Terdapat beragam upacara dimana sebagian besar diiringi oleh jenis gamelan yang berbeda.
Baleganjur atau Bebonangan sebagai pengiring prosesi keagamaan, gambelan Gender Wayang sebagai pengiring upacara potong gigi, gambelan Angklung sebagai pengiring upacara kremasi dan masih banyak lagi.
  • Memberi Rasa Keindahan
Sebagai bagian dari kesenian, Gamelan Bali telah memenuhi unsur-unsur keindahan melalui harmoni nada-nada yang disajikan. Hal ini dapat menjawab kebutuhan akan keindahan seseorang hingga terpuaskan jiwa mereka.
  • Alat Komunikasi
Seperti diketahui bahwa gamelan adalah ansambel yang terdiri dari sejumlah alat musik yang mana membutuhkan jumlah pemain tertentu untuk memainkannya. Dari sini, gamelan telah menjadi media yang mempersatukan masyarakat Bali.
Adapun contoh yang lebih luas, gamelan melalui bunyi-bunyi yang dihadirkan menjadi pertanda masyarakat untuk berkumpul, mengadakan pertemuan ataupun kegiatan lainnya.
  • Sebagai Hiburan
Gamelan Bali juga sebagai pengiring beragam jenis kesenian Bali, tidak terkecuali yang bersifat Balih-balihan. Dalam bidang pariwisata, gambelan juga sering dipentaskan dengan tujuan hiburan baik untuk pementasan rutin maupun pada festival, pameran-pameran seni ataupun cara lainnya.
Bahkan gambelan kini semakin populer dan selalu menjadi ikon duta kesenian Bali di dalam maupun di luar negeri.
  • Pengungkap Sejarah
Dari uraian di atas yang mengacu pada konsep Alan P. Merriam di atas, kini nampak jelas bahwa gamelan memiliki peran sentral dalam berbagai peristiwa sejarah seperti pengangkatan seorang raja, pengukuhan daerah baru, dan upacara-upacara yang terkait dengan penggunaan gamelan.
  • Pengukuh Norma-Norma Kehidupan
Menabuh gamelan dalam suatu upacara keagamaan di Bali berarti pula menguatkan dan mengukuhkan norma-norma kehidupan masyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini gamelan berfungsi untuk meningkatkan integritas masyarakat.
Dengan mengadakan latihan dan pementasan bersama secara rutin, anggota masyarakat memiliki media untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan.
  • Makna Pendidikan
Sebagai bagian dari seni dan budaya, gamelan juga mengandung nilai-nilai kehidupan. Ketrampilan, kemampuan, kebersamaan dan rasa komunalitas sangat kentara dalam penyajian musik pada gamelan.
Meski terkesan rumit, namun tetap dalam harmoni untuk menciptakan keindahan. Dengan kata lain, gamelan mampu menjadi perantara yang mendidik masyarakat untuk tetap menjunjung nilai-nilai kearifan.

Teknik dasar permainan alat musik kerawitan bali


TEKNIK DASAR PERMAINAN ALAT MUSIK KARAWITAN BALI

Teknik dasar permainan alat musik karawitan Gamelan Bali
1. Teknik dasar permainan Kendang
Motip pukulan Kendang pepanggulan :
a. Gegulet/Gilak yaitu kombinasi pukulan yang sama diantara kendang lanang dan wadon.
b. Motip Batu-batu yaitu secara tunggal lanang wadon yang dimainkan dengan memainkan paggul kendang.
c. Motip Ngunda yaitu motip angsel deweu atau aksen panjang, merupakan kombinasi antara kendang lanang dan wadon dengan beberapa variasi.
d. Motip Nganduh yaitu motip pukulan kendang yang merupakan salah satu bentuk variasi dari motip ngunda yang dipergunakan sebagai pertanda untuk mengakhiri sebuah lagu
sample 

2. Teknik dasar permainan Reong : Instument ini dimankan oleh 4 orang dengan masing2 pemain memainkan sepasang panggul dengan 2 tangan, sikap memainkan reong sebagaimana terdapat pada prakempa disebut sebagai amanggang jatah atau memanggang sate. Dalam memainkan sebuah komposisi terdapat beberapa teknik yang dilakukan diantaranya a. Kebelet polos
b. kebelet sangsih
c. Kebelet polos sangsih
d. Ngerambat penyorog
e. Ngerambat pengenter
f. Ngerambat penyelah
g. Ngerambat pemetit
h. Penggabungan (keseluruhan)


3. Teknik dasar permainan Bonang: Instrument Bonang dimainkan oleh 3 orang penanbuh dengan menggunakan sepasang alat pukul panggul yang dipegang tangan kiri dan kanan. Seorang pemain memainkan pomblang dan 2 orang penabuh lainnya memainkan figurasi atau hiasan berupa permainan kotekan atau jalinan sesuai dengan melodi pokok
a. Nada dasar Dang
b. Nada dasar Ding
c. Nada dasar Dong
d. Nada dasar Deng
e. Nada dasar Dung


4. Teknik dasar permainan Jublag : Sama hal nya dengan penyacah jublag juga termasuk Instrument pemangku melodi, adapun teknik dasar permainan isturment ini di sebut dengan neliti yaitu memukul atau memainkan nada-nada pokok atau bantang gending dengan konsisten atau ajeg tanpa adanya variasi. Namun demikian walaupun memiliki kesamaan dalam hal teknik sistem permainan yang dilakukan berbeda dengan apa yang dilakukan pada Instrumen nyacah, Instrumen Jublag dimainkan dengan pukulan lebih jarang dari penyacah
a. Kekenyongan Jublag.
Sample (
5. Teknik permainan dasar Gangsa jongkok dilihat dari ukuran fisik nya terdapat 3 jenis ukuran dari yang paling kecil yaitu Pengangkep Alit, ukuran menengah yang disebut Pengangkep Ageng dan Penunggal.
a. Pengankep Alit Instrume ini merupakan gangsa jogkok yang paling kecil dibandingkan dengan yang lainya, namun demikian kesamaannya terletak pada nada dimana terdapat 5 bilah nada, dimana 1 oktaf nada pelog dengan nada yang tinggi.
b. Pengangkep Ageng lebih besar dari pengangkep Alit walaupun berbeda ukuran instrumen ini memiliki urutan nada yang sama dengan pengangkep Alit namun dalam oktaf yang sedang.
c. Penunggal memiliki fisik terbesar dari jenis Gangsa Jongkok meski demikian dalam penunggal juga terdapat urutan nada yang sama dengan oktap yang lebih rendah.


6. Teknik dasar permainan Jegongan : Sebagai salah satu Instrumen yang berfungsi sebagai pemangku melodi, jegongan dimainkan dengan memberikan penekanan pada ruasruas melodi. Adapun teknik permainannya disebut dengan Temu Guru yaitu : pukulan yang mempertemukan nada dari semua instrumen, dan biasanya jatuh bersamaan dengan pukulan ke 4 atau ke 8 dari instrumen Jublag.


7. Teknik dasar permainan Terompong : Terompog dimainkan oleh seorang penabuh dengan mempergunakan panggul pada kedua tangan kiri dan kanan, tingginya pelawah dari instrumen ini mengharuskan pemain terompong menggunakan bangku sebagai tumpuan tempat duduk. Terdapat beberapa teknik pukulan pada terompong diantaranya :
a. Nyilih Asih yaitu teknik mempermainkan terompong yang memukul nada satu persatu secara bergantian dengan dua tangan secara berurutan atau jarak nada berjauhan mengikuti alur melodi pokok.
b. Ngembat atau ngangkep yaitu memukul nada secara bersamaan dalam 2 oktaf yang berbeda dengan jarak 4 nada.
c. Ngempyung atu ngiru yaitu teknik permainan yang dilakukan dengan memukul bersamaan 2 buah nada yang berbeda dengan jarak 2 nada yang akhirnya menimbulkan sebuah harmoni.
d. Ngluluk yaitu memukul 2 nada yang berjarak dekat atau berjauhan atau dengan hanya penekanan pada satui nada.
f. Netdet yaitu pengembangan motif ngilih asih dengan memukul atau memainkan 2 nada yang berdekatan dimana nada yang dimainkan tangan kanan ditutup diimbangi dengan pukulan nada yang lain dengan tangan kiri.
g. Niltil yaitu memukul atau memainkan nada secara berkesinambungan dengan jarak pukulan dari tempo lambat semakin lama semakin cepat.
h. Ngerumpuk yaitu motif ini merupakan pengembangan dari motip ngluluk dan niltil namun dilakukan dengan memukul 2 nada secara bergantian dengan pukulan ganda.
i. Ngerumpuk ulah ulih yaitu merupakan pengembangan dari pukulan ngerumpuk dimana motif permainan dilakukan dengan bolak balik kembali ke nada semula.
j. Nebenin ( membelakangi ) yaitu pukulan terompong yang dilakukan dengan memainkan ke dua tangan di variasikan dengan pukulan ngilih asih ngembat dan ngempyung membelakangi atau setelah melodi pokok.
k. Ngoret yaitu 2 macam bentuk pukulan ngoret yaitu Ngoret ngili Asih dan ngoret ngembat.
l. Ngerot yaitu sebuah motif pukulan yang merupakan kebalikan pukulan ngoret diman 3 buah nada dimainkan dengan tangan kiri dan kanan ke arah nada yang lebih rendah.
Sample (  )
8. Teknik dasar Permainan Ceng-ceng kopyakn : Ceng-ceng kopyak adalah instrumen yang tergolong instumen ornamentasi dimana fungsinya memberikan hiasan-hiasan untuk meramainkan sertaq memperkeruh suasana penyajian sebuah komposisi. Adapun teknik memainkan nya disebut ngopyak yaitu membenturkan bagian dalam dari masing-masing cakep nya yang di pegang kedua belah tangan kiri dan kanan
a. Cek Lima
b. Cek Besik
c. Cek lima dan cek Besik

Jenis dan fungsi kendang bali


Jenis dan Fungsi Kendang Bali
Ada Sembilan jenis kendang dalam karawitan Bali. Kesembilan kendang yang dimaksud adalah sebagai berikut yaitu :
  • Kendang Mebarung merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar dalam karawitan Bali. Ukuran kendang ini biasanya mencapai panjang 185-200 cm dengan diameter antara 74-80 cm. Kendang mebarung merupakan salah satu instrument dan barungan Gamelan angklung (selendro empat nada). Jenis kendang ini hanya di temukan di daerah Jembrana, Negara daerah Bali Barat.
  • Kendang Tambur merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar kedua kendang tambur dapat di jumpai di kabupaten Karangasem dan dipergunkan untuk dua hal yaitu sebagai pelengkap dalam konteks upacara Dewa Yadnya dan juga untuk mengiringi prajurit kerajaan yang berangkat ke meddan perang. Kendang tambur ini mempunyai ukuran panjang sekitar 72 cm, dan berdiameter teboakan besar 54 cm dan diameter kecil 44 cm. Cara mempermainkan kendang ini dengn mempergunakan dua buah panggul dengan memukul ke dua belah sisi.
  • Kendang Bedug merupakan salah satu jenis kendang yang mirip bentuk dan cara permainannya dengan kendang tambur, akan tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Jenis kendang ini merupakan salah satu instrument dari barungan gamelan gong beri.
  • Kendang Cedugan merupakan kendang yang dalam tehnik permainannya menggunakan 
  • Jenis dan Fungsi Kendang Bali
    Ada Sembilan jenis kendang dalam karawitan Bali. Kesembilan kendang yang dimaksud adalah sebagai berikut yaitu :
    • Kendang Mebarung merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar dalam karawitan Bali. Ukuran kendang ini biasanya mencapai panjang 185-200 cm dengan diameter antara 74-80 cm. Kendang mebarung merupakan salah satu instrument dan barungan Gamelan angklung (selendro empat nada). Jenis kendang ini hanya di temukan di daerah Jembrana, Negara daerah Bali Barat.
    • Kendang Tambur merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar kedua kendang tambur dapat di jumpai di kabupaten Karangasem dan dipergunkan untuk dua hal yaitu sebagai pelengkap dalam konteks upacara Dewa Yadnya dan juga untuk mengiringi prajurit kerajaan yang berangkat ke meddan perang. Kendang tambur ini mempunyai ukuran panjang sekitar 72 cm, dan berdiameter teboakan besar 54 cm dan diameter kecil 44 cm. Cara mempermainkan kendang ini dengn mempergunakan dua buah panggul dengan memukul ke dua belah sisi.
    • Kendang Bedug merupakan salah satu jenis kendang yang mirip bentuk dan cara permainannya dengan kendang tambur, akan tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Jenis kendang ini merupakan salah satu instrument dari barungan gamelan gong beri.
    • Kendang Cedugan merupakan kendang yang dalam tehnik permainannya menggunakan panggul. Oleh karena itu kendang ini juga disebut dengan nama kendang pepanggulan. Kendang ini biasanya memiliki panjang antara 69-72 cm, garis tengah teboakan besar 29-32 cm dan garis teboakan kecil 22-26 cm.
    • Kendang Gupekan merupakan salah satu jenis kendang yang cara mempermainkannya dengan memukul memakai tangan. Kendang ini kendang ini biasanya di gunakan dalam barungan Gong Kebyar. Kendang ini selain disajikan dengan berpasangan dapat juga di mainkan secara mandiri atau kendang tunggal. Kendang wadon juga mempunyai panjang sekitar 67-72 cm diameter tebokan besar 27-32 cm dan diameter tebokan kecil 21-25 cm.  
    • Kendang lanang mempunyai ukuran serta suaranya lebih kecil dari kendang wadon. Ukurang panjang sekitar 65-70 cm tebokan besar 26-29 cm      dan diameter tebokan kecil 19-22 cm.
    • Kendang Bebarongan merupakan kendang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini memiliki panjang sekitar 62-65 cm garis tebokan besar 26-28 cm dan garis tebokan kecil sekitar 21,5-23 cm. Kendang bebarongan ini juga termasuk dalam ukuran kendang nyalah atau tanggung, karena ukurannya tidak terlalu besar dan tidaak terlalu kecil. Ada dua cra memainkan kendang bebarongan yaitu menggunakan panggul atau menggunankan tangan.
    • Kendang Krumpungaan merupakan berasal dari kata pung yaitu menirukan suara kendang tersebut. Jenis kendang imi hanya dipukul menggunakan tangan. Kendang ini biasanya dipkai untuk meggiringi pelegongan, penggambuhan dan geguntangan. Kendang wadon memiliki diameter tebokan besar 24,5-25 cm, panjang antara 55-57 cm dan diameter tebokan kecil 20 cm. Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 23,5-24 cm panjang antara 55-57 cm, diameter tebokan kecil 19,5-20cm.
    • Kendang Batel mempunyai banyak kesamaan dengan kendang krumpungan baik dari segi bentuk maupun cara memainkannya .
    • Kendang Angklung merupakan kendang terkecil dari semua jenis kendang di Bali. Kendang ini mempunyai ukuran panjang antara 25-27 cm diameter tebokan besar 12-17 cm dan diameter tebokan kecil 7-12 cm. Karena ukuran kendang angklung kecil maka menggunakan panggul yang kecil.
    . Oleh karena itu kendang ini juga disebut dengan nama kendang pepanggulan. Kendang ini biasanya memiliki panjang antara 69-72 cm, garis tengah teboakan besar 29-32 cm dan garis teboakan kecil 22-26 cm.
  • Kendang Gupekan merupakan salah satu jenis kendang yang cara mempermainkannya dengan memukul memakai tangan. Kendang ini kendang ini biasanya di gunakan dalam barungan Gong Kebyar. Kendang ini selain disajikan dengan berpasangan dapat juga di mainkan secara mandiri atau kendang tunggal. Kendang wadon mempunyai panjang sekitar 67-72 cm diameter tebokan besar 27-32 cm dan diameter tebokan kecil 21-25 cm. Kendang lanang mempunyai ukuran serta suaranya lebih kecil dari kendang wadon. Ukurang panjang sekitar 65-70 cm tebokan besar 26-29 cm dan diameter tebokan kecil 19-22 cm.
  • Kendang Bebarongan merupakan kendang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini memiliki panjang sekitar 62-65 cm garis tebokan besar 26-28 cm dan garis tebokan kecil sekitar 21,5-23 cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang nyalah atau tanggung, karena ukurannya tidak terlalu besar dan tidaak terlalu kecil. Ada dua cra memainkan kendang bebarongan yaitu menggunakan panggul atau menggunankan tangan.
  • Kendang Krumpungaan merupakan berasal dari kata pung yaitu menirukan suara kendang tersebut. Jenis kendang imi hanya dipukul menggunakan tangan. Kendang ini biasanya dipkai untuk meggiringi pelegongan, penggambuhan dan geguntangan. Kendang wadon memiliki diameter tebokan besar 24,5-25 cm, panjang antara 55-57 cm dan diameter tebokan kecil 20 cm. Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 23,5-24 cm panjang antara 55-57 cm, diameter tebokan kecil 19,5-20cm.
  • Kendang Batel mempunyai banyak kesamaan dengan kendang krumpungan baik dari segi bentuk maupun cara memainkannya .
  • Kendang Angklung merupakan kendang terkecil dari semua jenis kendang di Bali. Kendang ini mempunyai ukuran panjang antara 25-27 cm diameter tebokan besar 12-17 cm dan diameter tebokan kecil 7-12 cm. Karena ukuran kendang angklung kecil maka menggunakan panggul yang kecil.

Jenis - Jenis Gambelan

Jenis – Jenis Gamelan Bali

Terkait dengan bahan pembuatannya, orang-orang Bali telah mengkategorikan alat musik mereka. Ada gamelan perunggu yang lebih dikenal sebagai gamelan krawang karena dirakit oleh pande krawang (ahli perunggu).
Ada juga gamelan yang terbuat dari bambu, serta ada juga gamelan slondingyang terbuat dari besi. Dari ketiganya, gamelan slonding adalah yang paling antik dan langka karena jarang digunakan.
Gamelan Bali sangatlah beragam, termasuk pada  prinsip memainkannya, terlebih pada jenis-jenis gamelan pada masa pra Hindu-Jawa (Bali Aga).
Di Bali bagian timur, prinsip permainan gamelan agak berbeda dengan yang ada di Bali Selatan dan Utara yang memang berkaitan dengan lingkungan keraton yang sebagian masih terpengaruh budaya Jawa.
Sejauh ini setidaknya ada kurang lebih 25-30 genre karawitan Bali yang dibedakan berdasarkan jenis-jenis instrumen, fungsi dan bahasa. Mengingat banyaknya jenis, Gamelan Bali telah dibagi menjadi tiga kelompok besar menurut zamannya, diantaranya sebagai berikut :
  • Gamelan Wayah (gamelan tua)
Jenis ini diperkirakan telah ada sebelum abad XV. Umumnya didominasi oleh alat-alat berbentuk bilahan dan belum dilengkapi oleh kendang. Kalaupun ada kendang, peranannya tidal begitu menonjol.
Beberapa gamelan yang masuk  pada jenis ini meliputi Angklung, Gender Wayang, Baleganjur, Genggong, Bebonangan, Geng Beri, Caruk, Gong Luwang, Gambang dan Selonding.
  • Gamelan Madya
Jenis ini diperkirakan muncul pada kisaran abad XVI-XIX. Ini adalah barungan gamelan dimana kendang sudah digunakan bersma dengan instrumen-instrumen berpencon.
Keberadaan kendang dalam kategori ini telah memainkan peranan penting. Beberapa gamelan yang termasuk dalam golongan madya antara lain Batel Barong, Bebarongan, Joged Pingitan, Penggambuhan, Gong Gede, Pelegongan dan Semar Pagulingan.
  • Gamelan Anyar (gamelan baru)
J
enis ini diperkirakan ada pada kisaran abad XX dengan ciri-ciri yang lebih menonjolkan permainan kendang.
Beberapa gamelan dalam kategori ini termasuk Adi Merdangga, Manikasanti, Bumbung Gebyog, Semaradana, Bumbang, Gong Suling, Geguntangan, Jegog, Genta Pinara Pitu, Kendang Mabarung, Gong Kebyar, Okakan atau Grumbungan, Janger, Tektekan dan Joged Bumbung.